Selasa, 02 April 2013

LUKA BAKAR



A.      Pengertian
Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengelihan energy dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. (Smeltzer, Suzzanne C. Vol 3. 2001: 1912)
Luka bakar adalah luka yang timbul akibat terpapar suhu tinggi, tegangan listrik atau bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar. (Elizabeth J. Corwin. 2000: 611)
Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak langsung, juga paparan sinar matahari secara langsung, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas, banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. (Sjamsuhidajat, 2004: 73)

B.       Etiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ visera, dapat mengelami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (Burning Agent). Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak denga  agen tersebut. Sebagai contoh, pada kasus luka bakar tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama 1 detik dengan air yang panas dari shower dengan suhu 68,9 °C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi cedera derajat tiga (Full-Thickness Injury). Paparan selama 15 menit dengan air panas yang suhunya sebesar 56,1 °C mengakibatkan cedera Full-Thickness yang serupa. Suhu yang kurang dari 44 °C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar.
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka bakar, kemudian perawatannya dilakukan melalui tiga fase luka bakar yaitu: fase darurat/resusitasi, fase akut/intermediate dan fase rehabilitasi.
1.    Klasifikasi luka bakar
Membedakan luka bakar ringan dengan luka bakar yang lebih serius tergantung dari tingkat kerusakan jaringan tubuh. Ada tiga tingkatan luka bakar:
a.    Luka bakar tingkat satu (First Degree Burn)
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar paling ringan yang hanya mengenai lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Kulit bisanya memerah dan mungkin bengkak dan terasa sakit. Lapisan luar kulit tidak terbakar semua. Biasanya luka bakar semacam ini bisa dirawat di rumah saja, kecuali kalau luka bakar itu mengenai sebagian besar dari tubuh.
Gambar 1. Luka Bakar Tingakat Satu (First Degree Burn).
(Google Image, 2013)

b.    Luka bakar tingkat dua (Second Degree Burn)
Apabila lapisan kulit pertama terbakar habis dan mengenai lapisan kulit kedua (hipodermia), ini terhitung sebagai luka bakar tingkat dua. Ditandai dengan munculnya lepuhan dan kulit langsungmenjadi merah dan berbercak-bercak. Rasa nyeri hebat dan terjadi pembengkakan merupakan tanda dan gejala lainnya. Bila diameter luka baka tingkat dua ini tidak lebih dari 5–7,5 cm, Anda masih bisa merawatnya di rumah. Namun bila wilayah kulit yang terbakar lebih luas atau apabila luka bakar terjadi di tangan, kaki, wajah, kemaluan, pantat, atau pada persendian utama, segera pergi ke unit gawat darurat terdekat.
Gambar 2. Luka Bakar Tingakat Dua (Second Degree Burn).
(Google Image, 2013)

c.    Luka bakar tingkat tiga (Thrid Degree Burn)
Luka bakar tingkat tiga merupakan luka yang paling serius. Luka itu meliputi seluruh lapisan kulit dan bahkan tidak jarangmencapai jaringan yang lebih dalam lagi. Pada luka bakar tingkat tiga biasanya terdapat bagian yang menjadi hitam arang. Orang yang bersangkutan mengalami rasa sakit hebat atau apabila terjadi kerusakan saraf yang luas, ia cuma merasa sakit sedikit atau tidak sakit sama sekali. Luka bakar ini membutuhkan perawatan medis darurat.
Gambar 3. Luka Bakar Tingakat Tiga (Thrid Degree Burn).
(Google Image, 2013)

2.    Penyebab luka bakar
a.    Luka bakar akibat api
Luka bakar yang disebabkan kontak langsung dengan api, seperti saat berada di dekat api unggun perkemahan atau pada anak-anak yang bermain dengan korek api, haruslah ditangani sesuai dengan tingkat dan luas wilayah luka bakar tersebut. Luka bakar tingkat pertama di sebagian kecil tubuh, pada jari tangan misalnya, bisa ditangani sebagai luka bakar ringan. Luka bakar yang luas atau mencapai lapisan        jaringan yang   lebih dalam membutuhkan perawatan dokter atau dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit setempat.
Gambar 4. Luka Bakar Akibat Api
(Google Image, 2013)
b.   Luka bakar akibat arus listrik
Setiap luka bakar akibat sengatan listrik harus diperiksa dokter. Luka bakar akibat listrik mungkin kelihatannya ringan, namun kerusakannya bisa sampai jauh ke dalam jaringan bawah kulit. Kejutan listrik kadang bisa mengakibatkan gangguan irama jantung, jantung berhenti, atau kerusakan tubuh bagian dalam lainnya akibat dilalui arus listrik. Kadang-kadang sentakan akibat sengatan listrik bisa mengakibatkan orang yang bersangkutan terlempar atau jatuh, sehingga menimbulkan patah tulang atau cedera lainnya.
Gambar 5. Luka Bakar Akibat Arus Listrik
(Google Image, 2013)

c.    Luka bakar akibat bahan kimia
Cara merawat luka bakar kimia :
1)        Pastikan bahwa penyebab luka bakar sudah dijauhkan. Guyurlah bahan kimia dari permukaan kulit dengan air dingin yang mengalir selama 20 menit atau lebih. Apabila bahan kimia berbentuk bubuk, misalnya bahan kapur, bersihkan dulu sebelum mengguyurnya dengan air.
2)        Jika korban tak sadarkan diri, pucat, atau napasnya dangkal, perlakukan korban seperti korban shock dengan cara cepat.
3)        Lepaskan seluruh pakaian atau perhiasan yang telah terkontaminasi dengan bahan kimia tersebut.
4)        Bila luka sudah dicuci korban mengeluh rasa terbakarnya semakin hebat, cucilah luka bakar itu sekali lagi dengan air selama beberapa menit supaya bahan-bahan kimianya benar-benar bersih.
5)        Bungkuslah bagian yang terbakar dengan kain bersih atau perban kasa steril.
6)        Apabila bahan kimia terpecik ke mata, guyurlah segera dengan air. Semua jenis air mineral yang bersih bisa dipakai. Jauh lebih penting segera mengguyurnya dari pada harus mencari air steril dulu. Teruskan mengguyur mata dengan air mengalir sedikitnya selama 20 menit. Setelah mencucinya sampai bersih, pejamkan mata lalu tutup dengan kain penutup basah. Kemudian segera ke dokter.
7)        Luka bakar kimia ringan biasanya sembuh tampa perlu perawatan lama. Bila bahan kimia menimbulkan luka bakar tingkat dua yang berdiameter lebih dari 5–7,5 cm, atau luka bakar terjadi pada tangan, kaki, wajah, pangkal kemaluan, pantat, atau persendian utama, segera cari bantuan medis darurat. Juga segera mencari perawatan medis darurat apabila bahan kimia masuk ke salah satu atau kedua belah mata.
Gambar 6. Luka Bakar Akibat Bahan Kimia
(Google Image, 2013)

3.    Mengobati luka bakar ringan di rumah
a.    Untuk mengobati luka bakar ringan :
1)        Dinginkan luka bakar dengan mengucurkan air dingin selama 15 menit. Kalau tidak memungkinkan, rendam luka bakar di dalam air dingin atau tutupi dengan kompres dingin. Jangan meletakan batu es langsung pada luka bakar. Karena ini bisa menimbulkan radang beku dan memperparah kerusakan.
2)        Begitu luka bakar sudah dingin, oleskan losion atau cairan pelembab untuk menyejukkan luka dan menghindari kekeringan. Jangan memberi mentega pada kulit yang terbakar. Mentega justru mengikat panas dalam jaringan dan bisa lebih merusak dan menimbulkan kemungkinan terjadi infeksi.
3)        Tutupi luka bakar dengan perban kasa steril. Bungkus longgar-longgar agar tidak menekan luka. Dengan diperban luka terhindar dari udara dan mengurangi rasa sakit.
4)        Kadang lepuhan yang berisi cairan timbul justru untuk melindungi luka dari infeksi. Jadi, jangan memecahkan lepuhan tersebut. Apabila lepuhan itu pecah sendiri, cucilah luka itu dengan sabun lunak dan air. Kemudian olesi dengan salep antibiotik dan tutup dengan perban kasa. Kulit mati dari lepuhan yang sudah pecah boleh dibersihkan.
5)        Asetaminofen (Tilenol, dan lainnya) atau ibuprofen (Advil, Motrin, dan lainnya) bisa membantu mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.
Gambar 7. Cara Mengobati luka bakar ringan
(Google Image, 2013)
b.   Mengobati luka bakar berat
1)        Panggil ambulans atau bawa segera ke unit gawat darurat untuk semua kasus luka bakar berat. Sementara menanti bantuan medis tiba dapat dilakukan :
2)        Pastikan penyebab luka bakar telah dijauhkan atau dimatikan. Jangan melepaskan pakaian terbakar yang melekat pada kulit, tetapi pastikan korban tidak lagi bersentuhan dengan materi yang masih panas atau membara.
3)        Pastikan korban masih bernapas. Apabila pernapasan telah terhenti, lakukan pernapasan buatan dari mulut ke mulut. Bila ada dugaan saluran pernapasan korban tersumbat, usahakan untuk melegakannya terlebih dulu.
4)        Apabila korban berada dalam keadaan shock, lakukan langkah¬langkah untuk penanganan penderita shock.
5)        Tutupi luka bakar dengan perban steril yang kering atau kain yang bersih. Jangan menggunakan selimut atau handuk karena bahanya cenderung melekat pada luka bakar.
6)        Kain seprai bisa digunakan bila bagian yang terbakar sangat luas. Jangan memberi salep dan jangan memecahakan lepuhan luka bakar.

C.      Patofisologi
Akibat peryama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinbggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bola yang mengandung banyak elektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.
Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urine berkurang. Pembengkakan terjadi perlahan, maksimal terjadi setelah 8 jam.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual, dan muntah. Pada keracunan yang berat bisa terjadi koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.

D.      Manisfestasi klinis
1.    Keracunan Karbon Monoksida (CO)
Ditandai dengan kekurangan oksigen dalam darah, lemas, bingung, pusing, mual, muntah, koma bahkan meninggal
2.    Distress pernafasan
Ditandai dengan seraf, ngiler, dan ketidakmampuan menangani sekresi
3.    Cedera pulmonal
Ditandai dengan pernapasan cepat atau sulit, krakles, stridor dan batuk pendek
4.    Gangguan hematologik
Tanda yang ditemukan adalah kenaikan hematokrit, penurunan SDP, leukosit meningkat, penurunan trombosit.
5.    Gangguan elektrolit
Tanda yang ditemukan adalah penurunan kalium, kanaikan natrium dan klorida, serta kenaikan BUN.
6.    Gangguan ginjal
Tanda yang ditemukan adalah hipermetabolisme dan kehilangan berat badan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar